Trauma Pasca Ujian Nasional

Trauma Pasca Ujian Nasional

TRIYONO, S.Pd

(Konselor Sekolah SMPN 2 Tegalombo Pacitan  Jawa Timur)

Ujian Nasional tahap I telah berlalu, sebentar lagi anak-anak SMP/MTs  dan SMA/MA akan segera menikmati hasilnya. Yaitu berupa pengumuman  hasil ujian nasional (NUN). Apakah anak-anak nanti dinyatakan mengulang/ menempuh ujian tahap II atau tidak mengulang/menempuh ujian tahap II?

Ya… pengumuman ujian nasional nanti anak-anak tidak dinyatakan lulus/ tidak lulus, tetapi dinyatakan dengan kalimat  “mengulang/menempuh ujian nasional tahap II atau tidak mengulang/menempuh ujian tahap II. Hal ini disebabkan ujian nasional untuk tingkat SMP/ MTs dan Tingkat SMA/ MA/SMK, dilaksanakan dua kali, berlaku bagi anak-anak yang belum berhasil pada Ujian Nasional Tahap I.

Bagi peserta yang langsung lolos pada ujian nasional tahap I, saya ucapkan selamat! dan bagi peserta ujian nasional yang belum lolos, kesempatan masih terbentang luas, saya ucapkan “selamat, anda sedang menghadapi tantangan yang menggairahkan!”

Baca lebih lanjut

Mengapa Kebiasaan Membaca Masih Belum Berkembang?

Mengapa Kebiasaan Membaca Masih Belum Berkembang?

Sudirman Siahaan dan Rr Martiningsih

Abstrak: Kegiatan membaca merupakan jendela dunia. Dengan banyak membaca berarti seseorang dapat memperoleh berbagai informasi yang berkembang, baik yang sifatnya lokal, nasional maupun yang global. Melalui kegiatan membaca, seseorang dapat belajar mengenai berbagai hal mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks. Tetapi yang menjadi keprihatinan adalah kegiatan membaca masih belum menjadi kebiasaan atau kebutuhan hidup masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati tentang kegiatan yang cenderung dilakukan masyarakat luas untuk mengisi waktu luangnya. Berbagai bentuk waktu luang yang dimiliki masyarakat, misalnya (1) menunggu giliran berobat di tempat praktek dokter atau rumah sakit, (2) sedang menunggu keberangkatan sarana transportasi di stasiun kereta apai, stasiun bus, di bandara, di pelabuhan laut, (3) sedang dalam perjalanan menggunakan fasilitas kereta api, bus, pesawat udara atau kapal laut, (4) sedang mengantri membeli obat di apotek, (5) sedang menunggu giliran di Bank, atau (6) sedang menunggu kedatangan seseorang. Tentunya ada faktor-faktor yang menyebabkan mengapa kegiatan membaca masih belum berkembang menjadi kebiasaan atau kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Beberapa di antara faktor yang kemungkinan menjadi penyebabnya inilah yang mendorong penulis untuk melakukan kajian. Oleh karena itu, yang menjadi tujuan penulisan artikel ini adalah untuk berbagi pemikiran/pendapat tentang mengapa kebiasaan membaca masyarakat Indonesia masih rendah dan melakukan kajian tentang upaya-upaya yang dipandang/dinilai dapat menciptakan kondisi yang mendorong seseorang untuk secara teratur membiasakan dirinya banyak membaca.

Baca lebih lanjut

Apakah Kita Sering “Mut-Mut-an?”

Apakah Kita Sering “Mut-Mut-an?”

Oleh : Ubaydillah, AN

Keunikan Mood Rasa-rasanya sudah biasa kita menggunakan istilah mood. Umumnya, istilah mood itu kita pahami sebagai suasana batin tertentu, bisa bad dan bisa good. Kalau melihat ke pendapat ahli, seperti yang dikutip Wikipedia misalnya, mood adalah keadaan emosi (state of emotion) yang berlangsung secara relatif, yang sebab-sebabnya seringkali subyektif atau tidak jelas. Jika seseorang merasa takut, itu ada sebabnya, entah faktual atau perceptual (sebab-sebab yang dipersepsikan seseorang). Sama juga kalau seseorang merasa gembira. Kegembiraan muncul karena sebab-sebab tertentu. Tapi untuk mood, sebabnya seringkali tidak jelas atau stimulusnya kerap kurang faktual. Misalnya  saja, kita tahu-tahu merasa bad mood saat mau berangkat ke kantor. Baca lebih lanjut

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD ART) ABKIN

ANGGARAN DASAR

DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA

MUKADIMAH

Pada hakikatnya pendidikan dalam arti luas adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang bertujuan membina warga negara yang aktif dan bertanggung jawab serta demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur sejahtera lahir batin. Bahwa oleh sebab itu, pelaksanaannya merupakan kewajiban dan tanggungjawab setiap warga negara Indonesia.

Bahwa layanan bimbingan dan konseling adalah layanan yang diberikan oleh tenaga profesional bimbingan dan konseling kepada peserta didik dan anggota masyarakat lainnya agar mereka mampu memperkembangkan potensi yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, serta mengatasi permasalahannya sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya cara bertanggungjawab tanpa bergantung kepada orang lain.

Menyadari bahwa upaya pendidikan merupakan bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara oleh karena itu menuntut ketulus-ikhlasan yang tinggi sedangkan bimbingan dan konseling sebagai bagian yang integral dari usaha pendidikan mempunyai peranan yang besar, dan dengan didorong oleh hasrat untuk memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran demi tercapainya cita-cita nasional bangsa Indonesia, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Konvensi Bimbingan ke I di Malang tanggal 17 Desember 1975 telah bersepakat bulat membentuk organisasi profesi bimbingan dan konseling yang bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Berdasarkan Hasil Kongres IX IPBI di Bandar Lampung nama IPBI diubah menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).

selengkapnya silakan download dibawah ini:



Teori-teori Konseling

TEORI PSIKOANALISIS

Biografi Tokoh

Sigmund Freud (6 Mei 185623 September 1939) adalah seorang neurolog Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi, gerakan yang memopulerkan teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu ia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari Ibunya. Pengalaman seksual dari Ibu, seperti menyusui, selanjutnya mengalami perkembangannya atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai prilaku lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma Ayah. Namun dalam perjalanannya setelah kolega kerjanya Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting mati didalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan, namun pada akhirnya Freudpun mensejajarkan atau tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada didalam diri manusia, namun disandingkan dengan insting mati (Thanatos). Walaupun begitu dia tidak pernah menyinggung asal teori tersebut sebetulnya dikemukakan oleh Adler awal mulanya.

Freud tertarik dan belajar hipnotis di Perancis, lalu menggunakannya untuk membantu penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan Psikologis yaitu Asosiasi bebas Baca lebih lanjut