Software Bimbingan dan Konseling

Peran Teknologi Informasi dalam Bimbingan Konseling, khususnya pemanfaatan sotware Bimbingan Konseling, semakin hari semakin berkembang dan bervariasi. Berkembang karena produk software Bk yang lama senantiasa di update menyesuaikan kebutuhan dan perkembangan ilmu Bimbingan Konseling terkini. Bervariasi karena Konselor Sekolah dapat memilih software yang berbeda untuk untuk pengadministrasian data yang sama. Dengan pilihan yang bervariasi ini diharapkan semakin memudahkan kerja Konselor Sekolah dalam pengadministrasian  Layanan BK dan analisis data siswa, sehingga dapat di ditindak lanjuti dalam bentuk layanan-layanan Bk kepada seluruh siswa asuh. Harapannya semua siswa dapat terlayani sehingga menjadi siswa yang mandiri, mengenal diri dan Baca lebih lanjut

PENILAIAN & PENELITIAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

PENILAIAN & PENELITIAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

Rasanya lama sekali aku nggak posting di blogku ini, kata hati sih ingin senantiasa berbagi tetapi apa daya tangan tak sampai. Suatu hari ada teman yang “nyeletuk”, gimana sih blognya kok mati suri…. … (lho kok jadi curhat…nggak nyambung dengan judul tulisannya…. he3….).

Saya mencoba mencari-cari buku yang khusus membahas penilaian dan penelitian tentang Bidang Bimbingan dan Konseling, ternyata agak susah ya…Kemudian saya menemukan materi berupa laporan Jurnal Ilmiah tentang penilaian Bidang Bimbingan dan Konseling (di blog Dr. TRIYONO dari UM), silakan yang membutuhkan download disini.

  1. evaluasi BK 1
  2. evaluasi BK 2
  3. evaluasi BK 3
  4. evaluasi BK 4
  5. evaluasi BK 5
  6. Evaluasi BK 6

Baca lebih lanjut

KONSEP PENILAIAN KINERJA GURU

KONSEP PENILAIAN KINERJA GURU

A. Pengertian PK GURU

Menurut  Peraturan  Menteri  Negara  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan  Reformasi Birokrasi  Nomor  16  Tahun  2009,  PK  GURU  adalah  penilaian  dari  tiap  butir kegiatan tugas  utama  guru  dalam  rangka  pembinaan  karir,  kepangkatan,  dan  jabatannya. Pelaksanaan  tugas  utama  guru  tidak  dapat  dipisahkan  dari  kemampuan  seorang  guru dalam  penguasaan  pengetahuan,  penerapan  pengetahuan  dan  keterampilan,  sebagai kompetensi  yang  dibutuhkan  sesuai  amanat  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional Nomor  16  Tahun  2007  tentang  Standar  Kualifikasi  Akademik  dan  Kompetensi  Guru.

Baca lebih lanjut

PP No.53 Th. 2010 Tentang DISIPLIN PNS

PP No.53 Th. 2010 Tentang DISIPLIN PNS

“Sebelumnya Selamat hari raya Idul Fitri 1431 H. Saya haturkan kepada segenap kaum muslimin dan muslimat yang telah merayakannya. Mohon Maaf atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Mudah-mudahan Alloh SWT mengampuni dosa-dosa kita semua”.

Setelah libur panjang Idul Fitri, dan hiruk pikuknya mudik dan balik lebaran, sebagai abdi negara (PNS), dituntut untuk mengabdi (bekerja) secara normal kembali di institusinya masing masing.

Bagi sebagian PNS, kembali bekerja ini ada yang menyambutnya dengan sikap optimis, dan penuh semangat pagi, tetapi ada juga yang merasa hari ini tak ada ubahnya dengan hari kemarin. Seolah-olah aktifitas hidup ini datar tiada makna. Dan sebagian lagi             – mungkin-  ada yang ogah-ogahan bahkan bolos kerja dengan alasan mudik atau jalanan masih macet.

Kabarnya, tingkat produktifitas PNS di negara berkembang termasuk Indonesia rata-rata dianggap masih rendah. Tentunya anggapan ini tidak boleh digeneralisasikan untuk semua instansi ataupun semua individu. Tetapi tidak ada salahnya kita instropeksi diri (termasuk penulis) apakah gaji yang kita terima saat ini sudah impas dengan pekerjaan (pengabdian) yang selama ini kita lakukan.

Bagi para PNS, setidaknya mulai hari ini kita harus mulai membaca dan  mencermati PP No. 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS). PP53 Tahun 2010 ini Baca lebih lanjut

Poin Pelanggaran Siswa

Poin Pelanggaran Siswa

Poin Pelanggaran adalah poin yang dikenakan kepada siswa atas pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap Tata Tertib yang ditetapkan oleh sekolah. Tujuannya adalah demi terjaganya suasana kondusif di lingkungan sekolah dan kenyaman belajar siswa.

Masing-masing pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa, mengandung atau memiliki bobot tertentu seperti yang telah disepakati dan ditetapkan antara siswa dan sekolah. Bentuknya bisa berbentuk angka-angka yang selanjutnya didiskripsikan pada sebuah bobot pelanggaran, misalnya; kategoti pelanggaran berat, kategori sedang, kategori ringan dsb. Baca lebih lanjut

PEDOMAN PENELITIAN KUALITATIF STUDI KASUS

PEDOMAN PENELITIAN KUALITATIF

STUDI KASUS

I. PENDAHULUAN

Hakikat kehadiran setiap individu dalam proses hidup ini, diantaranya adalah mengemban status dan peran sebagai ‘terdidik dan mendidik’. Asumsi itulah yang menyebabkan kita semua apabila memahami dan mengkaji tentang ‘peran atau fungsi guru’ dalam proses mendidik diri sendiri dan peserta didik di sekolah tidak akan habis untuk diperbincangkan, baik pada level masyarakat awan maupun level masyarakat ilmuwan.

Dari beberapa kajian ilmiah berkaitan dengan fungsi dan peran guru dalam proses pembelajaran tentang ilmu pengetahuan atau pola budaya pada peserta didik, menyimpulkan bahwa kedudukan guru memegang peran sentral sebagai: (1) Salah satu media pentransfer ilmu pengetahuan pada anak; (2) Pembimbing proses perubahan pola perilaku kehidupan anak didik kearah lebih baik; dan (3) Fasilitator/ pengarah dalam proses pemecahan beragam problem peserta didik yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan persoalan pribadi sebagai warga masyarakat. Agar setiap guru BP/BK mampu menjalankan ketiga peran sentral tersebut, maka setiap guru BP/BK disepanjang waktu harus terus berjuang untuk meningkatkan kualitas profesinya, khususnya berkaitan dengan kualitas pelayanan  ketiga peran tersebut. Kualitas kompetensi profesional guru BP/BK adalah menyangkut: Kompetensi kepribadian; kompetensi sosial; kompetensi paedagogik; dan kompetensi profesi.

Baca lebih lanjut

Urgensi Pendidikan Karakter

Urgensi Pendidikan Karakter

Prof . Suyanto Ph.D

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Baca lebih lanjut

DAFTAR CEK MASALAH (DCM) ANALISIS MENGGUNAKAN EXCEL

DAFTAR CEK MASALAH (DCM)

ANALISIS MENGGUNAKAN EXCEL

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para Konselor Sekolah atau Guru Pembimbing dalam memahami siswa-siswanya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan “Daftar Cek Masalah” (DCM),

DCM adalah sekumpulan pernyataan yang harus ditanggapi oleh siswa dengan jujur dan spontan, apakah pernyataan-pernyataan tersebut saat ini menjadi masalah pribadinya atau tidak. Pernyataan-pernyataan  tersebut, dikelompokkan kedalam 11 bidang masalah, yakni: Baca lebih lanjut

[download] Konseling Trauma Pasca Ujian Nasional

KONSELING TRAUMA PASCA UJIAN NASIONAL

Oleh    : Team Konseling Trauma Pasca Ujian Nasional

Abstrak

Konseling merupakan bantuan yg bersifat terapeutis yg diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku konseli, dilaksanakan face to face antara konseli dan konselor, melalui teknik wawancara dengan konseli sehingga dapat terentaskan permasalahan yang dialaminya.

Konseling pasca trauma yaitu konseling yang diselenggarakan dalam rangka membantu konseli yang  mengalami peristiwa traumatik,agar konseli dapat keluar dari peristiwa traumatik yang pernah dialaminya dan dapat mengambil hikmah dari peristiwa trauma tersebut.

Baca lebih lanjut

Mengapa Kebiasaan Membaca Masih Belum Berkembang?

Mengapa Kebiasaan Membaca Masih Belum Berkembang?

Sudirman Siahaan dan Rr Martiningsih

Abstrak: Kegiatan membaca merupakan jendela dunia. Dengan banyak membaca berarti seseorang dapat memperoleh berbagai informasi yang berkembang, baik yang sifatnya lokal, nasional maupun yang global. Melalui kegiatan membaca, seseorang dapat belajar mengenai berbagai hal mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks. Tetapi yang menjadi keprihatinan adalah kegiatan membaca masih belum menjadi kebiasaan atau kebutuhan hidup masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati tentang kegiatan yang cenderung dilakukan masyarakat luas untuk mengisi waktu luangnya. Berbagai bentuk waktu luang yang dimiliki masyarakat, misalnya (1) menunggu giliran berobat di tempat praktek dokter atau rumah sakit, (2) sedang menunggu keberangkatan sarana transportasi di stasiun kereta apai, stasiun bus, di bandara, di pelabuhan laut, (3) sedang dalam perjalanan menggunakan fasilitas kereta api, bus, pesawat udara atau kapal laut, (4) sedang mengantri membeli obat di apotek, (5) sedang menunggu giliran di Bank, atau (6) sedang menunggu kedatangan seseorang. Tentunya ada faktor-faktor yang menyebabkan mengapa kegiatan membaca masih belum berkembang menjadi kebiasaan atau kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Beberapa di antara faktor yang kemungkinan menjadi penyebabnya inilah yang mendorong penulis untuk melakukan kajian. Oleh karena itu, yang menjadi tujuan penulisan artikel ini adalah untuk berbagi pemikiran/pendapat tentang mengapa kebiasaan membaca masyarakat Indonesia masih rendah dan melakukan kajian tentang upaya-upaya yang dipandang/dinilai dapat menciptakan kondisi yang mendorong seseorang untuk secara teratur membiasakan dirinya banyak membaca.

Baca lebih lanjut